EVALUASI PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
Pengembangan
Kurikulum 1
Disusun oleh :
Nama : Hesty Tri Anggraeni
Prodi : PGSD 3/3
NIM :40211095
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya akan sebuah evaluasi terhadap proses pembelajaran
yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya disadari oleh setiap pendidik.
Evaluasi bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan
dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan
teersebut, evaluasi juga bisa dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan proses
pendidikan agar bisa menjadi lebih baik dan semakin mudah dipahami oleh peserta
didik. Semakin baiknya sistem pendidikan disuatu negara akan menjadi kan negara
tersebut semakin maju karena memiliki
generasi penerus bangsa yang cerdas dan dapat diandalkan.pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian
evaluasi dan evaluasi pendidikan
2. Fungsi evaluasi
pendidikan
3. Tujuan evaluasi
pendidikan
4. Sifat-sifat
evaluasi pendidikan
5. Prinsip-prinsip
evaluasi pendidikan
6. Aplikasi
dalam pendidikan
7. Interprestasi
Nilai Evaluasi
8. Analisis Butir
–butir instrumen Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi besarasl
dari bahasa Inggris evaluation, dalam
bahasa Arab al-taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilain. Akar katanya
adalah Value, dalam bahasa Arab al-qimah, dalam bahasa Indonesia berarti nivaluasi nilai. Dengan demikian secara
harfiah, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilain dalam (bidang)
pendidikan atau penilain mengenai hal- hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan.
Adapun
dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan gerald W.Brown
bahwa evaluasi itu mengandung pengertian “suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Evaluasi merupakan proses yang
menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapar dicapai.
Definisi ini menerangkan secara
langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suaatau singkatnya evaluasi pendidikan
adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan , sehingga dapat
diketahui mutu dan hasil-hasilnya.tu kegiatan yang mengukur derajat, dimana
suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami,
memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan
pengambil keputusan.
Dalam evaluasi selalu mengandung
proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tioe tujuan yang biasanya
dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat
dinyatakan dalam alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal
yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh setiap guru. Menurut UU
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal
57 ayat (1), evaluasi diadakan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya peserta didik, lembaga dan program
pendidikan.
Beberapa
tingkah laku yang sering muncul serta menjadi perhatian para guru adalah
tingkah laku yang dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan
intelektual, keterampilan yang menghasilkan tindakan.
Evaluasi
harus dilakukan secara sistematik dan kontinu agar dapat menggambarkan
kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama yang sering terjadi
diantara para guru adalah bahwa evaluasi hanya dilakukan pada saat-saat
tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan dan akhir suatu program pengajaran.
Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga
menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi biasa dalam menentukan
posisi mereka dalam kegiatan kelasnya.
Evaluasi
sebaiknya dikerjakan setiap hari dengan skejul yang sistematis dan terencan.
Ini dapat dilakukan seorang guru dengan menempatkan secara integral evaluasi
dalam perencanaan dan implementasi satuan pelajaran materi pembelajaran. Bagian
penting lainnya yang perlu diperhatikan bagi seorang pendidik adalah perlunya
melibatkan siswa dalam evaluasi sehingga mereka secara sadar dapat mengenali
perkembangan pencapaian hasil pembelajaran mereka.
Evaluasi
merupakan proses penilain pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar.
Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu
maupun posisinya didalam kegiatan kelompok. Hal yang demikian perlu disadari
oleh setiap guru karena pada umumnya siswa masuk kekelas dengan potensi yang
bervariasi.
Menurut
Lembaga Administrasi Negara Indonesia evaluasi pendidikan memiliki batasan
sebagai berikut:
a. Evaluasi
pendidikan adalah proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan,
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan
b. Evaluasi
pendidikan adalah usha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed
Back) bagi penyempurnaan pendidikan
2.
Fungsi Evaluasi pendidikan
Secara umum, evaluasi
sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga fungsi pokok
yaitu :
a. Mengukur
kemajuan
b. Menunjang
penyusunan renncana
c. Memperbaiki atau
melakukan penyempurnaan kembali
Apabila tujuan yang telah dirumuskan
direncanakan untik dicapai secara bertahap maka dengan evaluasi yang
berkesinambungan akan dapat dipantau, tahapan manakh yang sudah dapat
diselesaikan, tahap manakanh yang dapat berjalan mulus dan mana pula tahapan
yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Dengan evaluasi terbuka
kemungkinan bagi evaluator untuk mengukur seberapa jauh atau seberapa besar
kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka penilain
tujuan yang telah dirumuskan.
Setidak-tidaknya ada dua macam
kemungkinan hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi yaitu:
a.
Hasil evaluasi itu ternyata menggembirakan, sehingga
dapat memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah ditentukan
dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan
b.
Hasil evaluasi itu ternyata tidak menggembirakan atau
bahkan mengkhawatirkan dengan alasan bahwa berdasarkan hasil evaluasi ternyata
dijumpai adanya penyimpangan, hambatan, sehingga mengharuskan evaluator untuk
bersikap waspada. Ia perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang terhadap
rencana yang telah disusun, atau mengubah dan memperbaiki cara pelaksanaannya.
Berdasarkan data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari metode-metoode lain yang
dipandang lebih tepat dan lebih sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah
barang tentu agi perubahan-perubahan itu membawa konsekwensi berupa perencanaan
ulang atau perencanaan baru. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa evaluasi itu
memiliki fungsi: menunjang penyusunan rencana.
c.
Evaluasi yang dilaksanakan secara berkesinambungan
,akan membuka peluang bagi evaluator
Untuk membuat perkiraan
(estimations), apakah tujuan yang telah dirumuskan akan akan dapat dicapai pada
waktu yang telah ditentukan ,ataukah tidak.Apabila berdasar data hasil evaluasi
itu diprerkirakan bahwa tujuan tidak dapat dicapai sesuai dengan rencana ,maja
evaluator akan berusaha untuk mencari dan menemukan faktor-fakt0r
penyebabnya,serta mencari dan menemukan jalan keluar atau cara-cara
pemecahnya.Bukan tidak mungkin bahwa atas dasar data hasil evaluasi itu
evaluator perlu mengadakan perubahan
–perubahan ,penyempurnaan –penyempurnaan ,atau perbaikan –perbaikan ,baik
perbaikan yang menyangkut organisasi ,tata kerja dan bahkan mungkin juga
perbaikan terhadap tujuan organisasi itu sendiri .Jadi kegiatan evaluasi pada
dasarnya juga dimaksudkan untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan usaha
Perbaiakan usaha tanpa didahului oleh kegiatan evaluasi adalah tidak mungkin
,sebab untuk mengadakan perbaiakan terlebih dahulu harus diketahui apa yang
harus diperbaiki ,dan mengapa hal itu perlu diperbaiki.Kegiatan evaluasi yang
tidak menghasilkan titik tolak untuk perbaikan adalah hampa dan tidak ada
artinya sama sekali.
Adapun secara khusus ,fungsi evaluasi dalam dunia
pendidikan dapat ditilik dari tiga segi ,yaitu:(1)segi psikologis,(2)segi
didaktik ,dan (3) segi administratif.
Secara psikologis ,kegiatan evaluasi
dalam bidang pendidikan disekolah dapat disoroti dari dua sisi,yaiti dari sisi
peserta didik dan dari segi pendidik.
Bagi peserta didik,evaluasi
pendidikan secarabpsikologis akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada
mereka untuk mengenal kapasitas dan status
dirinya masing –masing di tengah –tengah kelompok atau kelasnya.Dengan
dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa misalnya ,maka para siswa akan
mengeyahui apakah dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinggi ,berkemampuan
rata-rata ,ataukah berkemampuan rendah . Demikian pula dengan dilakukannya evaluasi hasil belajar
tersebut maka para siswa yang bersangkutan akan menjadi tahu atau mengerti
,dimanakah posisi (letak) dirinya ditengah-tengah temannya .Apakah ia termasuk
siswa kelompok atas (pandai),kelompok tengah (sedang ,biasa-biasa saja),
ataukah termasuk dalam kelompok bawah (bodoh).Bagi pendidik ,evalusi pendidikan
akan memberikan kepastian atau ketetapan hati kepada diri pendidiktersebut
,sudah sejauh manakah kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah
membawa hasil ,sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan batin
yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang di pandang
perlundilakukan selanjutnya.Misalnya :dengan menggunakan metode-metode mengajar
tertenru ,hasil-hasil belajar siswa telah menunjukan adanya peningkatan daya
serap terhadap materiyang telah
diberikan kepada para siswa tersebut ,karena itu (atas dasar hasil
evaluasi tersebut )penggunaan metode-metode mengajar tadi akan terus di
pertahankan .Sebaliknya ,apabila hasil-hasil belajar siswa ternyata tidak
menggembirakan ,maka pendidik akan berusaha melakukan perbaikan –perbaikan dan
penyempurnaan sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Bagi peserta didik .secara didaktik evaluasi pendidikan akan
dapat memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat memperbaiki ,meningkatkan
dan mempertahankan prestasinya.Evaluasi hasil belajar itu misalnya ,akan
menghasilkan nilai-nilai hasil belajar untuk masing –masing individu siswa .Ada
siswa yang nilainya jelek (prestasinya rendah ),karena itu siswa tersebut
terdodrong untuk memperbaikinya,agar untuk waktu –waktu yang akan datang
nilai hasil belajarnya tidak sejelek
sekarang .Ada siswa yang nilainya tidak jelek,tetapi belum dapat dikatakan baik
atau memuaskan ,karena itu siswa tersebut akan
memperoleh dorongan untuk menimgkatkan prestasi belajarnya pada
masa-masa yang akan datang .Ada pula siswa yang nilainya baik (prestadi
belajatnya tinggi ) ,dengan nilai yang sudah baik itu,siswa yang bersangkutan
akan termotivasi untuk dapat mempertahan kan prestasi yang tinggi itu,agar
tidak mengalami penurunan pada masa-masa yang akan datang .Bagi pendidik
.secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam
fungsi ,yaitu:
Ø Memberikan
landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta
didiknya.
Di
sini,evaluasi dikatakan berfungsi memeriksa ,yaitu memeriksa pada bagian
–bagian manakah para peserta didik pada umumnya mengalami kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran ,untuk selanjutnya dapat dicari dan ditemukan
jalan keluar atau cara –cara pemecahannya.Jadi ,di sisni evaluasi mempunyai
fungsi diagnostik.
Ø Memberikan
informasi yang sangat berguna ,guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tangah
kelompoknya .
Dalam
hubungan ini ,evaluasi sangat diperlukan untuk dapat menentukan secara pasti ,
pada kelompok manakah kiranya seorang peserta didik seharusnya ditempatkan.
Dengan kata lain evaluasi pendidikan berfungsi menempatkan peserta didik
menurut kkelompoknya masing-masing, kelompok atas (cerdas), kelompok tengah
(rata-rata), kelompok bawah (lemah). Jadi disini eavalusi memiliki fungsi
placement.
Ø Memberikan bahan
yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
Dalam
hubungan ini evaluasi pendidikan dilakukan untuk menetapkan, apakah seorang
peserta didik dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus, dapat dinyatakan naik
kelas ataukah tinggal kelas. Dengan demikian evaluasi memiliki fungsi selektif.
Ø Memberikan
pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang
memerlukannya.
Berlandaskan
pada hasil evaluasi , pendidik dimungkinkan untuk dapat memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada para peserta didik , misalnya: tentang bagaimana cara yang
baik, cara mengatur waktu belajar, sehingga kesulitan yang dihadapi oleh
peserta didik dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan sebaik-baiknya.
Dalam keadaan ini evaluasi dikatakan memiliki fungsi bimbingan.
Ø Memberikan
petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan
telah dapat dicapai.
Fungsi evaluasi didalam proses belajar
mengajar, yaitu sebagai berikut :
Ø Sebagai alat
guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai,
dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang gurur
Ø Untuk mengetahui
aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
Ø Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
Ø Sebagai sarana
umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari sisiwa
Ø Sebagai alat
untuk mengetahui perkembangan belajar siswa
Ø Sebagai materi
utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa
3.
Tujuan Evaluasi Pendidikan
a. Tujuan Umum
Secara
umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua yaitu:
Ø Untuk menghimpun
bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah
mereka mengalami proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata
lain tujuan umum dari evaluasi pendidikan adalah unutuk memperolah data
pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan
tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler,
setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
Ø Untuk mengetahui
tingkat evektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam
proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.. jadi tujuan umum yang kedua
dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan menilai sampai dimanakah
evektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan
oleh pendidik serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik.
b. Tujuan Khusus
Adapun
yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
Ø Untuk merangsang
kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi
maka tidak mungkin tumbuh kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik
untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
Ø Untuk mencari
dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan ketidak berhasilan peserta didik
dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya
4.
Sifat-Sifat Evaluasi
Kegiatan evaluasi dalam kegiatan
belajar mengajar mempunyai beberapa sifat penting, diantaranya sebagai berikut.
Ø Memiliki
implikasi tidak langsung teerhadap siswa yang dievaluasi
Misalnya
seorang guru melakukan penilaian terhadap kemampuan yaang tidak tampak dari
siswa.
Ø Lebih bersifat
tidak lengkap
Evaluasi
hanya dilakukan sesuai dengan pertanyaan item yang direncanakan oleh seorang
guru
Ø Mempunyai sifat
kebermaknaan relatif
Hasil
penelitian tergantung pada tolak ukur yang digunakan oleh guru
5.
Prinsip-Prinsip Evaluasi
Dalam bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat
dilihat seperti berikut ini
Ø Evaluasi harus
masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
Ø Evaluasi
sebaiknya dilakukan secara komprehensif
Ø Evaluasi
diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik
Ø Evaluasi
dilaksanakan dalam proses kontinu
Ø Evaluasi harus
peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku
6.
Aplikasi Evaluasi Dalam pendidikan
Pada situasi kelas yang sebenarnya,
dimana misalnya seorang guru memiliki 24 siswa atau lebih , perlu dilakukan
evaluasi dengan cara yang baik. Untuk mencapai tujuan itu ia perlu menguasai
macam-macam metode untuk melakukan evaluasi yang relevan. Secara garis besar,
metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk,
yaitu tes dan nontes. Tipe evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya
direalisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan utamanya untuk memperoleh
data, baik data kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu tes yang
objektif dan tes esai.
Tes
objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau
menghafal kembali dan mengenal materi yang telah diberikan.
Pertanyaan
esai biasanya digunakan untuk menerangkan, mengontraskan, menunjukan hubungan,
memberikan pembuktian, menganalisis perbedaan, menarik kesimpulan dan
menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Bentuk kedua
dari suatu evaluasi adalah nontes. Alat nontes ini digunakan untuk mengefaluasi
penampilan dan aspek-aspek belajar efektif dari siswa.
Alat evaluasi lain yag termasuk
nontes adalah angket atau kuesioner. Angket banyak digunakan dalam proses
penelitian guna mengeksplorasi informasi atau dasar pilihan siswa. Dalam bidang
evaluasi angket sering digunakan untuk menentukan kondisi tertentudan fakta
tentang siswa.
7.
Interprestasi Nilai Evaluasi
a. Merencanakan
Evaluasi
Setelah anda menetapkan tujuan pengajaran,segera terpikir
oleh anda bagaimana nanti cara saya mengetahui apakah tujuan tercapai atau
belum,berapa persen tercapainya.Ini berati anda telah memikirkan cara mengukur
kemampuan murid setelah proses belajar mengajar selesai.pertama sekali yang
harus menjadi titik perhatian ialah bahwa cara dan alat evaluasi itu ditentukan
oleh isi TIK.TIK yang dirumuskan dengan benar pasti dapat menunjukan cara dan
alat evaluasi yang pemahaman (kognitip),
penerimaan 9sikap, afektif) ,dan ketrampilan (psikomotorik)
Karena
itu tesnya pun harus sesuai dengan isi itu, tes pengetahuan, tes sikap dan
skala sikap,tes ketrampilan dan tes tindakan .
Hal lain yang harus diperhatikan ialah luasnya tujuan yang
akan dievaluasi ada bermacam –macam .Tes untuk mengukur berapa banyak atau
berapa persen tujuan dicapai setelah satu kali mengajar adalah tes yang paling
sempit cakupannya.Tes ini disebut dengan istilah posttest atau tes
akhir.Disebut tes akhir karena sebelum memulai pengajaran kadang –kadang guru
mengadakan tes awal atau pretest. Pretest ialah tes yang dilakukan setela guru
menyelesaikan satu lesson plan .
Kegunaan
tes ini ialah untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki lesson plan.
Kadang –kadang tes ini memerlukan waktu yang cukup banyak
,seprti pada tes tindakan .Karena itu secara keseluruhan tes tersebut akan
terlalu banyak menggunakan waktu. Bila program akan terganggu karena itu, maka
posttest dapat ditunjukan pada sebagian siswa saja sebagai sample.
b. Menentukan
Entering Behavior
Sebelum memulai pengajaran guru harus
mengetahui siapa yang diajarinya.Terutama tentang kesiapan siswa itu mempelajari
bahan pelajaran yang akan diajarkan pada jam tertentu sebagaimana tergambar
dalam isi tujuan Instruksional Khusus (TIK) .Entering behavior adalah gambaran
tentang kesiapan siswa tersebut.Kesiapan yang paling penting diketahui guru
ialah kesiapan siswa dalam hal pengetahuan dan ketrampilan dihubungkan dengan
tujuan pengajaran ,karena entering behavior mampu menjelaskan kapan pengajaran harus dimulai. Secara keseluruhan ada empat
hal yang harus diperhitungkan dalam menentukan entering behavior siswa.
Ø Masalah kesiapan
Ø Hal Kematangan
Ø Perbedaan
Individu
Ø Perbedaan
Individu Siswa
Perbedaan individu siswa memang sulit dipakai oleh guru
agama.Jarang terdapat guru agama begitu mendalam menguasai ilmu jiwa .Guru
bimbingan biasanya mempunyai catatan mengenai itu .Guru agama dapat meminta
petunjuk dari guru bimbingan mengenai susunan kepribadian para siswa.
Teori –teori tentang kepribadian termasuk bagian sulit dalam
psikologi . Ada siswa yang kepribadiannya terbuka ada yang tertutup ,ada yang
pendiam dan ada ynang lincah,ada yang menyenangi keterusterangan adayang lebih
menyukai sindiran berupa kalimat
bersanyap,ada yang senang bergaul ada yang suka menyendiri,ada yang gampang
tersinggung ,ada yang dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain dan ada
sedikit yang tidak mudah memberi maaf kepada temannya yang bersalah sekalipun
tidak sengaja.
c. Distribusi Nilai
Distribusi
yang dimiliki oleh siswanya dalam suatu kelas didasarkan pada dua macam
standar:
Ø Standar mutlak
Dengan
dasar bahwa hasil belajar siswa dibandingkan dengan stsndar mutlak atau dalam
hal ini skor tertinggi yang diharapkan ,maka tingkat penguasaan siswa akan
terlihst dslsm berbsgsi bentuk kurva.Apabila soal –soal ulangan dibuat guru
sangat mudah ,sebagian besar siswa akan berhasil mengrjajakan soal –soal itu
dan tingkat pencapaiannya tinggi ‘
Ø Standar relatif
Dalam
menggunakan standar relatif kedudukan seseorang selalu dibandingkan dengan
kawan –kawannya dalam kelompok .Dalam hal ini tanpa menghiraukan apakah
distribusi skor terletak dalam kurva kuling positif atau juling negatif.Hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa apabila
distribusi skor tergambar dalanm kurava juling positif , yang kurang sempurna
adalah soal – soal tesnya ,yaitu terlalu sukar.
d. Standar Nilai
Dari
distribusi nilai kita dapat membicarakan masalah standar nilai
Pendapat
Gronlund dalam distribusi nilai ini demikian : skor – skor siswa diterangkan
menjadi 9 nilai disebut juga standar
Nines .
8.
Analisis Butir
–butir Evaluasi
Tidak ada usaha guru yang lebih baik selain
usaha untuk selalu meningkatkan mutu tes yang disusunnya .Namun hal ini tidak
dilajsanakan karena kecendrungan seseorang untuk beranggapan bahwa yang menjadi
hasil karyanya adalah yang terbaik ,atau setidak –tidaknya sudah cuckup baik .
Guru yang sudah banyak berpengalaman
,mengajar dan menyusun soal-soal tes , juga masih sukar menyadari bahwa tesnya
masih belum sempurna .Oleh karena itu cara yang paling baik adalah secara jujur
melihat hasil yang diperoleh oleh siswa.
Secara teoritis ,siswa dalam satu kelas
merupakan populasi atau kelompok yang keadaannya heterogen .Dengan demikian
maka apabila dikenal sebuah tes akan tercemin hasilnya dalam satu kurva normal
.Sebagian besar siswa berada didaerah sedang ,sebagian kecil berada di ekor
kiri,dan sebagian kecil yang lain berada di ekor kanan.
Apabila keadaan setelah hasil tes
dianalisis tidak seperti yang diharapkan dalam kurva normal ,maka tentu ada
“apa- apa” dengan soal tesnya .
Ada empat cara untuk menilai tes ,yaitu:
·
Cara pertama meneliti secara jujur soal –soal yang
telah disusun ,kadang –kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidak jelasan
perintah atau bahasa ,taraf kesukaran dan lain –lain keadaan soal tersebut .
·
Cara yang kedua adalah mengadakan analisis soal yaitu
suatu prosedur yang sistematis ,yang akan memberikan informasi –informasi yang
sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun .
·
Cara yang ketiga adalah mengadakan checking validitas
,validitas yang paling penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler
. Untuk mengadakannya kita harus merumuskan tujtuan setiap bagian pelajaran
secara khusus dan jelas sehingga setiap soal dapat kita jodohkan oada setiap
tujuan khusus tersebut.
·
Cara yang keempat adalah dengan mengadakan checking
reabilitas
Salah satu indikator untuk tes yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal –soal tes
itu mempunyai daya pembeda yang tinggi.
Analisis soal antara
lain bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal –soal yang baik ,kurang baik
dan soal yang jelek.Dengan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang
kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mrngadakan perbaikan .
Kapan sebuah soal
dikatakan baik?untuk memberikan jawaban pada pertanyaan ini perlu diterangkan tiga masalah yang
berhubungan dengan analisis soal ,yaiti:taraf kesukaran ,daya pembeda dan pola
jawaban soal .
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
·
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi,
dimana suatu tujuan telah dapar dicapai.
·
Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan
evaluasi dengan tujuan suatu singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan
atau proses penentuan nilai pendidikan , sehingga dapat diketahui mutu dan
hasil-hasilnya.tu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat
dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti,
mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil
keputusan.
·
Fungsi evaluasi
antaralain
Mengukur
kemajuan,menunjang penyusunan rencana,memperbaiki atau melakukan penyempurnaan
kembali.
·
Tujuan evaluasi
untuk mengetahui tingkat evektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. jadi
tujuan umum yang kedua dari evaluasi pendidikan adalah untuk mengukur dan
menilai sampai dimanakah evektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang
telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik serta kegiatan belajar yang
dilaksanakan oleh peserta didik.
2. Saran – saran
·
Setaip proses belajar mengajar seharusnya seorang guru
melakukan evaluasi pembelajaran pada semua siswa untuk mengetahui sampai sejauh
mana tingkat pemahaman mereka mengenai pelajaran yang disampaikan seorang guru.
·
Evaluasi yang dilaksanakan soal harus sesuai dengan
pelajaran yang telah dibahas pada awal
proses belajar mengajar.
·
Guru menilai hasil evaluasi sesuai dengan jawaban
seorang siswa tanpa adanya kecurangan.
·
Dengan mengadakan evalusi guru mengetahui hal –hal
yang masih sulit dipahami oleh siswa.
·
Dengan adanya evaluasi guru bisa mengubah gaya
mengajar , metode yang digunakan
strategi yang di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.H.Daryanto,Evaluadi
Pendidikan ,PT.RINEKA CIPTA.Jakarta2008
Prof.Dr.Arikunto
Suharsimi,Evaluasi Pendidikan .2009,PT.Bumu Aksara Jakarta
Prof.H.M.Sukardi,Ms.,Ph.D.Evaluasi
Pendidikan ,2008.PT.Bumi Aksara,Jakarta timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar